Bagian Pertama
Di
antara realitas dan berita mengenai negara-negara Islam, adakalanya kita bertemu
dengan masalah yang memang penting dan layak untuk diperhatikan. Kehadiran dan
aktivitas misionaris agama di negara-negara Islam merupakan salah satu topik
penting yang beberapa waktu lalu menjadi pembahasan dalam media massa di
negara-negara ini.
Kehadiran misionaris agama di negara-negara Islam
merupakan satu gerakan yang kompleks dan ada kalanya berbentuk kegiatan
kebudayaan yang tersembunyi. Kegiatan ini sebagian besar mendapat dukungan moral
dan materil dari para kapitalis besar di barat. Dengan melihat kepada aktivitas
dan kinerja mereka dalam masyarakat Islam selama beberapa dasawarsa yang lalu,
banyak pengamat masalah sejarah dan politik yang menilai bahwa para misionaris
ini adalah pelaksana kebijakan imperialisme dunia.
Pembahasan yang ingin kami sampaikan pada pertemuan kita
kali ini ialah aktivitas misionaris di negara-negara Islam serta meninjau
sejarah kedatangan, tujuan, dan metode aktivitas mereka dalam masyarakat
Islam.
Aktivitas misionaris di negara-negara Islam memiliki
sejarah yang panjang. Misionaris adalah sebutan untuk siapa saja yang mengemban
tanggungjawab untuk menyebarkan kristen. Misionaris masuk ke berbagai negara
dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memperluas penyebaran akidah Kristen.
Tetapi seiring dengan berlalunya zaman, mereka masuk seiring dengan invasi kaum
imperialis. Dengan cara ini mereka mampu menyusup masuk dan melakukan infiltrasi
di kawasan-kawasan yang telah ditaklukkan kaum imperialis tersebut. Pak,
peneliti Cina dalam bukunya yang berjudul China and The West menukil ucapan
Napoleon sbb:
“Delegasi misionaris agama bisa memberikan keuntungan
buatku di Asia, Afrika, dan Amerika karena aku akan memaksa mereka untuk
memberikan informasi tentang semua negara yang telah mereka kunjungi. Kemuliaan
pakaian mereka tidak saja melindungi mereka, bahkan juga memberi mereka
kesempatan untuk menjadi mata-mataku di bidang politik dan perdagangan tanpa
sepengetahuan rakyat.”
Pada
awalnya aktivitas misionaris hanya bergantung pada tenaga manusia. Seiring
dengan perkembangan zaman, para misionaris bergerak secara lebih sistematik dan
dalam rangka mencapai tujuannya, mereka membentuk lembaga-lembaga dan
organisasi. Aeten Sezar, penulis Turki mengenai hal ini
menulis:
“Pada
abad ke17 masehi, gereja Katolik Roma yang memiliki kekuasaan atas pemerintahan
Eropa, mendirikan Kementerian Propaganda Agama di Vatikan dengan mendirikan dan
mengembangkan agama kristen di dunia. Bersamaan dengan gerakan ini, sekolah
propaganda agama asing telah dibangun di Paris dengan pembiayaan dari kementrian
tersebut. Berbagai institusi juga telah didirikan di Jerman, Perancis, dan
Belgia disertai dengan aktivitas misionaris yang berpengaruh. Dalam rangka
propaganda ini pula, sekolah-sekolah baru turut didirikan untuk memberikan
latihan yang lebih baik kepada misionaris.
Yang
memberikan kesempatan bagi meluasnya kehadiran misionaris kristen di
negara-negara timur adalah masuknya tentara imperialis di kawasan itu. Seperti
yang kita ketahui bersama, aksi penjajahan Portugis dan Spanyol mendapat
dukungan Paus Iskandar ke-enam pada abad ke 15 masehi. Paus memberi dukungan
kepada pemerintah Spanyol dan Portugal dengan syarat kedua imperialis ini
memberi jalan kepada misionaris kristen untuk masuk ke negara jajahan dan
mendukung segala upaya dan aktivitas delegasi misionaris kristen dalam
menyampaikan ajaran mereka kepada rakyat di sana.
Kardinal Ximenes pada tahun 1516, dalam rangka perluasan
infiltrasi dan pengokohan gerakan kristen, memberi perintah supaya setiap
serangan ke India Timur dan Barat haruslah diiringi oleh misionaris kristen.
Adakalanya delegasi dakwah agama juga disertai oleh penemu dunia. Abdulhadi
Haeri, penulis buku ‘Pertentangan pertama pemikiran Iran’ menulis :
“Langkah pertama dunia barat dalam menaklukkan bumi timur pada dasawarsa 15 masehi dilakukan oleh orang-orang Portugis. Pelopor pertama dari kaum penjajah itu adalah Henry si Pelaut. Dia juga disebut sebagai pemimpin besar kelompok Kristen. Ambisinya yang terbesar adalah menumpas umat Islam. Dia berusaha keras memperluas imperialisme portugis di timur dan melakukan kristenisasi di sana.”
Sebagian percaya bahwa sebab utama permusuhan di antara
sebagian kapitalis dengan umat Islam adalah dampak dari perang salib. Karl
Heinrich Bekker, orientalis dan politikus Jerman, menyebutkan bahwa permusuhan
kapitalis gereja dengan Islam mempunyai sejarah yang bermula sejak zaman
kemunculan Islam. Islam kemudian semakin berkembang pada abad pertengahan dan
secara gradual masuk ke negara-negara berpenduduk kristen. Gairdner juga
membenarkan pernyataan Bekker ini. Dia menyatakan bahwa kekuatan yang
tersembunyi dalam Islam menyebabkan Eropa merasa takut dan terjadilah permusuhan
antara gereja dan Islam.
Invasi dua negara imperialis Portugis dan Spanyol ini,
kemudian diikuti pula oleh negara Eropa yang lain seperti Belanda, Perancis,
Inggeris, dan Russia. Mereka pun turut melaksanakan kebijakan mengembangkan
agama kristen dan menggunakannya sebagai sebuah faktor pendukung bagi penguasaan
dan penaklukan daerah jajahan.
Selepas itu, agama Protestan juga turut melakukan
aktivitas mereka di dunia timur dan memperluas agama mereka di negara-negara
jajahan. Para misionaris agama Protestan yang mendapat dukungan eropa dan
berbagai perusahaan mereka di timur ini memulai aktivitas mereka dengan
mengkristenkan penduduk daerah jajahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar