Berbaik Sangka Kepada Saudara Sesama
Muslim)*
Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka
adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain."
[Al-Hujurat: 12]
Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi
kebanyakan berprasangka, karena sebagian tindakan berprasangka ada yang
merupakan perbuatan dosa. Dalam ayat ini juga terdapat larangan berbuat tajassus
ialah mencari-cari kesalahan-kesalahan atau kejelekan-kejelekan orang lain,
yang biasanya merupakan efek dari prasangka yang buruk.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ
الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ
أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا
تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ
إِخْوَانً
Telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik
dari Abu Az Zinnad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jauhilah prasangka
buruk, karena prasangka buruk ucapan yang paling dusta, dan janganlah kalian
saling mendiamkan, saling mencari kejelekan, saling menipu dalam jual beli,
saling mendengki, saling memusuhi dan janganlah saling membelakangi, dan
jadilah kalian semua hamba-hamba Allah yang bersaudara."
Sabda Nabi pula :
"Artinya: Berhati-hatilah kalian dari tindakan
berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah seduta-dusta ucapan.
Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling
memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci.
Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari
hadits no. 6064 dan Muslim hadits no. 2563]
Lihat pula shohih Bukhari (kitab digital) no.5604,
5606, 6229,6635,
Amirul Mukminin Umar bin Khathab berkata,
"Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari
saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya
engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang
baik"
Ibnu Katsir menyebutkan perkataan Umar di atas ketika
menafsirkan sebuah ayat dalam surat Al-Hujurat.
Bakar bin Abdullah Al-Muzani yang biografinya bisa
kita dapatkan dalam kitab Tahdzib At-Tahdzib berkata: "Hati-hatilah kalian
terhadap perkataan yang sekalipun benar kalian tidak diberi pahala, namun
apabila kalian salah kalian berdosa. Perkataan tersebut adalah berprasangka
buruk terhadap saudaramu".
Disebutkan dalam kitab Al-Hilyah karya Abu Nu'aim
(II/285) bahwa Abu Qilabah Abdullah bin Yazid Al-Jurmi berkata: "Apabila
ada berita tentang tindakan saudaramu yang tidak kamu sukai, maka berusaha
keraslah mancarikan alasan untuknya. Apabila kamu tidak mendapatkan alasan
untuknya, maka katakanlah kepada dirimu sendiri, "Saya kira saudaraku itu
mempunyai alasan yang tepat sehingga melakukan perbuatan tersebut".
Sufyan bin Husain berkata, "Aku pernah
menyebutkan kejelekan seseorang di hadapan Iyas bin Mu'awiyyah. Beliaupun
memandangi wajahku seraya berkata, "Apakah kamu pernah ikut memerangi
bangsa Romawi?" Aku menjawab, "Tidak". Beliau bertanya lagi,
"Kalau memerangi bangsa Sind, Hind (India) atau Turki?" Aku juga
menjawab, "Tidak". Beliau berkata, "Apakah layak, bangsa Romawi,
Sind, Hind dan Turki selemat dari kejelekanmu sementara saudaramu yang muslim
tidak selamat dari kejelekanmu?" Setelah kejadian itu, aku tidak pernah
mengulangi lagi berbuat seperti itu" [Lihat Kitab Bidayah wa Nihayah karya
Ibnu Katsir (XIII/121)]
"Alangkah baiknya jawaban dari Iyas bin Mu'awiyah
yang terkenal cerdas itu. Dan jawaban di atas salah satu contoh dari kecerdasan
beliau".
Abu Hatim bin Hibban Al-Busti bekata dalam kitab
Raudhah Al-'Uqala (hal.131), "Orang yang berakal wajib mencari keselamatan
untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus dan senantiasa sibuk
memikirkan kejelekan dirinya sendiri. Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan
kejelekan dirinya sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan
tenteram dan tidak akan merasa capai. Setiap kali dia melihat kejelekan yang
ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat kejelekan yang
serupa ada pada saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan
kejelekan orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan
buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan
dirinya".
Beliau juga berkata pad hal.133, "Tajassus adalah
cabang dari kemunafikan, sebagaimana sebaliknya prasangka yang baik merupakan
cabang dari keimanan. Orang yang berakal akan berprasangka baik kepada
saudaranya, dan tidak mau membuatnya sedih dan berduka. Sedangkan orang yang
bodoh akan selalu berprasangka buruk kepada saudaranya dan tidak segan-segan
berbuat jahat dan membuatnya menderita".
Janganlah Berprasangka Buruk Thdp
Saudaramu, karena :
1) Allah melarangmu dari hal itu
2) Kebanyakan prasangka buruk merupakan bisikan yang didikte oleh iblis ke dalam hatimu
3) Jika toh ternyata prasangkamu ternyata benar, maka engkau tetap tdk mendapatkan pahala, bahkan bisa jadi engkau tetap berdosa karena Allah melarang berprasangka buruk terhadap saudara sesama muslim
4) Apalagi ternyata jika prasangka burukmu ternyata salah, dan inilah yang sering terjadi. Karenanya Nabi berkata ((Sesungguhnya persangkaan adalah pembicaraan yang paling dusta))
5) Buah dari prasangka buruk adalah engkau akan bermuamalah buruk terhadap Saudaramu, karena bawaanmu selalu curiga kepadanya
6) jika engkau berprasangka baik kepada Saudaramu dan ternyata persangkaanmu keliru, toh engkau akan mendapatkan pahala, karena engkau telah menjalankan perintah Allah. Seorang salaf berkata "Orang mukmin berusaha mencari alasan-alasan yang baik atas kesalahan saudaranya, adapun orang munafik maka mencari-cari kesalahan saudaranya"
7) Berprasangkalah baik kepada saudaramu maka engkau akan mendapati ketenangan dalam hatimu dan kebahagiaan
)*Di sampaikan dalam Rapat Dinas
Bulan Pebruari 2013
Oleh : Abu Zahra
Dirangkum dari Berbagai sumber
maturnuwun....
BalasHapusmaturnuwun....
BalasHapus